Rabu, 30 Agustus 2017

PT. Garuda Indonesia Mengalami Rugi Triliunan Rupiah

Raja News - Sebab maskapai play merah itu terus mengalami kerugian hingga semester I - 2017. Sejumlah Anggota Komisi VI DPR menyoroti tajam kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Garuda Indonesia.

Komisi VI itu dengan memeriksa kerugian yang di alami oleh PT. Garuda Indoensia. Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mewakili Menteri BUMN dalam rapat kerja dengan Komisi VI berjanji akan menindak lanjuti sorotan.

Kalau keputusan investasi salah akan timbul kesalahan serius," ujar Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi VI di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/08/2017). Jumlah kerugian itu naik di bandingkan data periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 826,6 Miliar. Pada semester I - 2017, PT. Garuda Indonesia Mencatat kerugian bersih sebesar 282 juta dollar AS atau Rp 3,7 Triliun.

PT. Garuda Indonesia apakah karena faktor kalah bersaing atau karena salah dalam tata kelula perusahaannya. Pemerintah memastikan akan menelisik lebih dalam penyebab utama kerugiannya. Kalau masalahnya ada di fundamental tata kelola, tentu akan kami kelola lebih baik lagi," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Namun PT. Garuda Indonesia bukan satu-satunya sebab masih ada 20 BUMN lainnya yang juga sedang mengalami kerugian dan di pastikan tidak akan membayar dividen. Yaitu PT. Garuda Indonesia, Perum Bulog, PT. Krakatau Steel, PT. PAL, PT. Dok Perkapalan Surabaya, PT. Indofarma, PT. Balai Pustaka, PT. Boma Bisma Indra, Perum PEN, dan PT. Berdikari, dan BUMN yang mengalami kerugian.

PT. Kertas Kraft Aceh, PT. Survey Udara Penas, PT. Industri Sandang Nusantara, PT. Iglas, PT. Kertas Leces, PT. Djakarta Lloyd, PT. Istaka Karya, PT. Varuna Tirta Prakarsya, dan PT. Primssima. Adapun kategori kedua terdiri dari 11 BUMN yakni PT. Nindya Karya, PT. Merpati Nusantara Airlines.

0 komentar:

Posting Komentar