Raja News - Misi kemanusiaan yang dijalankan Pemerintah Indonesia terhadap muslim Rohingya di Myanmar terus digencarkan. Setelah melakukan diplomasi, Pemerintah Indonesia telah menyalurkan bantuan kepada muslim Rohingya yang terkena dampak akibat konflik yang berlangsung. Disamping membantu korban konflik, Pemerintah Indonesia juga mengambil peran agar konflik di Myanmar bisa dihentikan.
Jika ditelusuri lebih jauh, ternyata kepedulian Indonesia terhadap muslim Rohingya sudah diwujudkan jauh sebelum krisis Rohingya mencuat ke publik. Sejak tahun 2010, Indonesia telah menerima dan memfasilitasi pengungsi asal Rohingya yang menyelamatkan diri dari konflik. Tidak tanggung-tanggung angkanya mencapai 1000 pengungsi lebih dan mendapatkan perlindungan dari Pemerintah.
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang saat ini menampung pengungsi Rohingya. Berdasarkan data Keimigrasian, jumlah total per September 2017, pengungsi Rohingya di Sumatera Utara berjumlah 434 orang yang ditampung di Rudenim dan 7 community house.
“Saya mengungsi dari Myanmar saat usia 17 tahun dan sudah mengungsi ke Indonesia sejak 2 Juli 2017 berarti sudah 7 tahun di Indonesia. Sebelumnya saya mengungsi di Malaysia selama 10 tahun, namun saya lebih betah di Indonesia, bahkan telah menikah dengan wanita asal Provinsi Lampung dan dikaruniai 2 orang putra,” ujar Muhammad Salim saat ditemui di Hotel Top Inn Jl. Flamboyan Raya, Nomor 7 Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan, Medan Tuntungan, Kota Medan yang dijadikan salah satu community house untuk menampung pengungsi Rabu (27/09/2017).
Salim mengisahkan bahwa konflik di Myanmar yang menimpa muslim Rohingya sudah berlangsung sejak 40 tahun lebih. Banyak muslim Rohingya menjadi korban dan memutuskan menyelamatkan diri dengan melarikan diri ke Bangladesh termasuk Indonesia. Walaupun berstatus sebagai pengungsi, tetapi Salim tidak merasakan hidup dalam pengungsian karena bisa bersosialisasi, membangun keluarga dan akses terhadap kesehatan yang terjamin.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah menyelamatkan hidup rakyat Rohingya. Indonesia merupakan negara yang damai, menerima pengungsi seperti kami seperti saudara sendiri. Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi HAM,” tegas Salim yang sudah lancar menggunakan bahasa Indonesia.
Tidak hanya Salim, beberapa rekan Salim pada saat ditemui di Community House menjelaskan hal yang sama. Menurut mereka Pemerintah Indonesia telah berjasa dalam menyelamatkan nyawa ribuan muslim Rohingya. Selama di community house, Pemerintah Indonesia menjamin kehidupan pengungsi dan dibantu oleh International Organization for Migration (IOM) yang menyalurkan bantuan dari negara-negara pendonor.
Namun pengungsi Rohingya berharap kepada UNHCR dapat bekerja maksimal agar pengungsi Rohingya dapat segera disalurkan ke negara ketiga seperti Amerika Serikat dan Australia. “Penyaluran pengungsi Rohingya berjalan lambat, sementara pengungsi Srilanka, Suriah, Afghanistan termasuk cepat. Rata-rata hanya menunggu 2 tahun. Sementara kami Rohingya sudah lebih 7 tahun, statusnya masih tetap sebagai pengungsi” ungkap Salim ketika ditanya apa harapannya ke depan. Menutup pembicaraan, Salim tidak lupa menyampaikan harapan ke Pemerintah Myanmar untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang menjadikan muslim Rohingya menjadi korban.
Jika ditelusuri lebih jauh, ternyata kepedulian Indonesia terhadap muslim Rohingya sudah diwujudkan jauh sebelum krisis Rohingya mencuat ke publik. Sejak tahun 2010, Indonesia telah menerima dan memfasilitasi pengungsi asal Rohingya yang menyelamatkan diri dari konflik. Tidak tanggung-tanggung angkanya mencapai 1000 pengungsi lebih dan mendapatkan perlindungan dari Pemerintah.
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang saat ini menampung pengungsi Rohingya. Berdasarkan data Keimigrasian, jumlah total per September 2017, pengungsi Rohingya di Sumatera Utara berjumlah 434 orang yang ditampung di Rudenim dan 7 community house.
“Saya mengungsi dari Myanmar saat usia 17 tahun dan sudah mengungsi ke Indonesia sejak 2 Juli 2017 berarti sudah 7 tahun di Indonesia. Sebelumnya saya mengungsi di Malaysia selama 10 tahun, namun saya lebih betah di Indonesia, bahkan telah menikah dengan wanita asal Provinsi Lampung dan dikaruniai 2 orang putra,” ujar Muhammad Salim saat ditemui di Hotel Top Inn Jl. Flamboyan Raya, Nomor 7 Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan, Medan Tuntungan, Kota Medan yang dijadikan salah satu community house untuk menampung pengungsi Rabu (27/09/2017).
Salim mengisahkan bahwa konflik di Myanmar yang menimpa muslim Rohingya sudah berlangsung sejak 40 tahun lebih. Banyak muslim Rohingya menjadi korban dan memutuskan menyelamatkan diri dengan melarikan diri ke Bangladesh termasuk Indonesia. Walaupun berstatus sebagai pengungsi, tetapi Salim tidak merasakan hidup dalam pengungsian karena bisa bersosialisasi, membangun keluarga dan akses terhadap kesehatan yang terjamin.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah menyelamatkan hidup rakyat Rohingya. Indonesia merupakan negara yang damai, menerima pengungsi seperti kami seperti saudara sendiri. Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi HAM,” tegas Salim yang sudah lancar menggunakan bahasa Indonesia.
Tidak hanya Salim, beberapa rekan Salim pada saat ditemui di Community House menjelaskan hal yang sama. Menurut mereka Pemerintah Indonesia telah berjasa dalam menyelamatkan nyawa ribuan muslim Rohingya. Selama di community house, Pemerintah Indonesia menjamin kehidupan pengungsi dan dibantu oleh International Organization for Migration (IOM) yang menyalurkan bantuan dari negara-negara pendonor.
Namun pengungsi Rohingya berharap kepada UNHCR dapat bekerja maksimal agar pengungsi Rohingya dapat segera disalurkan ke negara ketiga seperti Amerika Serikat dan Australia. “Penyaluran pengungsi Rohingya berjalan lambat, sementara pengungsi Srilanka, Suriah, Afghanistan termasuk cepat. Rata-rata hanya menunggu 2 tahun. Sementara kami Rohingya sudah lebih 7 tahun, statusnya masih tetap sebagai pengungsi” ungkap Salim ketika ditanya apa harapannya ke depan. Menutup pembicaraan, Salim tidak lupa menyampaikan harapan ke Pemerintah Myanmar untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang menjadikan muslim Rohingya menjadi korban.
0 komentar:
Posting Komentar